MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TENTANG
IMAN
KEPADA MALAIKAT
Nama penyusun : Syahrul Nur Fauzi
SMK
IGASAR PINDAD BANDUNG
TAHUN
AJARAN 2013/2014
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya makalah ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Makalah yang kami buat berisi materi tentang Iman Kepada Malaikat.
Makalah ini memberi perhatian yang besar terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi maupun ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu, selain menyajikan makalah yang di kehendaki, makalah ini juga menyajikan aplikasi keimanan kita dalam kehidupan sehari- hari, baik dalam bidang IPTEK maupun non IPTEK. Di dalam makalah ini, kita temukan tentang keimanan manusia untuk beribadah kepada Malaikat .
Demikian pula dengan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya makalah ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Makalah yang kami buat berisi materi tentang Iman Kepada Malaikat.
Makalah ini memberi perhatian yang besar terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi maupun ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu, selain menyajikan makalah yang di kehendaki, makalah ini juga menyajikan aplikasi keimanan kita dalam kehidupan sehari- hari, baik dalam bidang IPTEK maupun non IPTEK. Di dalam makalah ini, kita temukan tentang keimanan manusia untuk beribadah kepada Malaikat .
Demikian pula dengan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah.
BAB II PEMBAHASAN
a. Iman Kepada Malaikat
b. tugas-tugas malaikat c. sifat yang dimiliki malaikat
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah.
BAB II PEMBAHASAN
a. Iman Kepada Malaikat
b. tugas-tugas malaikat c. sifat yang dimiliki malaikat
BAB III PENUTUP
a.
Kesimpulan
b.daftar pustaka
b.daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan membahas tentang Iman kepada Malaikat. Rukun akidah yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada adanya malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal ini dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah kepada nabi-Nya.
Salah satu dalil untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui berita yang mutawatir (akurat), dan satu-satunya berita yang paling akurat adalah berita yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yaitu Al Qur’an. Dalam Al Qur’an masalah malaikat disebutkan lebih dari 75 kali, tersebar dalam 33 surat .
a. Latar belakang
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui.
Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.
Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul. Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim.
b. Rumusan masalah
- Bagaimana kita mengimani malaikat?
- apa tugas malaikat ?
- apa sifat yang dimiliki malaikat ?
PENDAHULUAN
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan membahas tentang Iman kepada Malaikat. Rukun akidah yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada adanya malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal ini dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah kepada nabi-Nya.
Salah satu dalil untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui berita yang mutawatir (akurat), dan satu-satunya berita yang paling akurat adalah berita yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yaitu Al Qur’an. Dalam Al Qur’an masalah malaikat disebutkan lebih dari 75 kali, tersebar dalam 33 surat .
a. Latar belakang
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui.
Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.
Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul. Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim.
b. Rumusan masalah
- Bagaimana kita mengimani malaikat?
- apa tugas malaikat ?
- apa sifat yang dimiliki malaikat ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. IMAN KEPADA MALAIKAT
PEMBAHASAN
A. IMAN KEPADA MALAIKAT
Perlu diketahui, malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya). Dan Allah menciptakan malaikat terdapat empat malaikat yang mulia, yaitu: israfil, mikail, jibril dan izrail. Kepada keempat malaikat yang empat itulah kemudian Allah menyerahkan segala urusan para makhluk yang berada didalam semesta ini. Kemudian kepada malaikat jibril Allah msemberi tugas sebagai penyampai wahyu dan risalah. Pada malaikat mikail Allah memberi tugas sebagai pengatur hujan dan membagi rizki. Kepada malaikat Izrail Allah memberi tugas sebagai pencabut nyawa dan pada malaikat Israfil Allah memberinya tugas sebagai peniup sangkakala.
Dalam suatu riwayat Ibnu Abbas ra. Berkata: bahwasanya malaikat isrofil memehon kepada Allah SWT agar diberinya kekuatan untuk membawa langit tujuh. Kemudian Allah mengabulkannya dan memberinya kekuatan lagi untuk menguasai angin. Allah juga memberinya kekuatan untuk mencabut gunung. Kemudian Allah memberinya kekuatan memegang binatang buas dan Allah memberinya rambut yang lebat yaitu mulai dari bawah kedua telapak kakinya hingga kepalanya. Sedangkan beberapa mulut dan lisannya ditutup dengan beberapa hijab yang sama membaca tasbih kepada Allah disetiap lisannya dengan seribu bahasa. Kemudian dari isrofil itulah Allah menciptakan sejuta malaikat yang sama membaca tasbih kepada Allh SWT sampai hari kiamat.
Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitab-Nya dan menyampaikan perintah dan larangannya. Mereka adalah utusan Allah kepada para Rosul-Nya. Oleh karena itu, barang siapa yang tidak mengimani mereka maka ia kafir terhadap kitab-kitab dan para rosul-Nya . seperti dijelaskan ayat di bawah ini bahwa sudah menjadi keharusan bagi setiap umat Islam yang mengaku beriman, untuk meyakini keberadaan malaikat.
آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ
Terjemahan:
“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah Malaikat-malaikat-Nya…”[1]
Sebab itu pula, iman kepada malaikat didahulukan daripada iman kepada kitab dan rosul-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-qur'an dan hadist.
Imam Al-jalil alhadhrowi berkata dalam kitab syu'ab al-iman, "ketahuilah semoga Allah memberikan rahmat padamu bahwa iman kepada malaikat itu wajib seperti iman kepada para rosul. Orang yang menentang iman kepada malaikat adalah kafir dan Allah tidak menerima keimanannya. Karena ia telah mendustai kitab-kitab dan para rosul-Nya".
Antara malaikat satu dengan yang lainnya memeliki beberapa perbedaan,seperti kedudukan dan bahwa Allah SWT menciptakan malaikat bersayap. Jumlah sayap merekapun berbeda-beda tergantung dengan kehendak Allah SWT. Kedudukan dan status malaikat serta kemampuan cepat atau lambat serta perpindahan mereka dari satu tempat ke tempat yang lain.
.TUGAS – TUGAS MALAIKAT
Pengetahuan
manusia tentang malaikat terbatas pada keterangan yang diungkapakan dalam
Alquan dan Hadist Rasul. Iman kepada malaikat akan memberikan pengaruh kejiwaan
yang cukup besar, seperti kejujuran, ketabahan, dan keberanian. Adapun
tugas-tugas malaikat sebagaimana di jelaskan dalam Alquran. Jumlah malaikat
sangat banyak, tidak terhingga dan hanya Allah yang mengetahuinya. Mereka
memiliki tugas dan pangkat yang berbeda satu sama lain. Sebagian dari mereka
disebut namanya, dan sebagian lainnya disebutkan tugasnya saja.
Diantara
nama-nama dan tugas-tugas malaikat adalah sebagai berikut:
1.
Malaikat Jibril: bertugas menyampaikan wahyu kepda para nabi dan rasul, sejak
nabi Adam sampai dengan Rasul Nabi Mmuhammad. Nama lain dari Jibril adalah
Ruhul Quds (Q.S. An-Nahl:102) dan Ruh al-Amin (Q.S. Asy-Syuara:193).
2.
Malaikat Mikail: mengatur pembagian rizki kepada seluruh mahluk, seperti:
makanan, minuman, dan menurunkan hujan.
3.
Malaikat Israfil: bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat dan hai
kebangkitan (Q.S. Al-Haqqah:13-16, Q.S. Az-Zumar:68, Q.S. Ibrahim:48).
4.
Malaikat Izrail: malaikat maut bertugas mencabut nyawa manusia dan seluruh
mahluk hidup lainnya.
5.
Malaikat Raqib dan Atid: bertugas mencatat seluruh tingkah laku, perbuatan
manusia. Raqib untuk yang baik, dan Atid untuk yang jahat (Q.S. Qaf: 16-18).
6.
Malaikat Munkar dan Nakir: bertugas memberikan pertanyaan-pertanyaan pada
setiap manusia, di alam kubur.
7.
Malaikat Malik: bertugas sebagai penjaga neraka dan meminpin para malaikat
menyiksa penghuni neraka (Q.S. At-Tahrim:6, Q.S. Al-Zukhruf: 77).
8.
Malaikat Ridwan: bertugas sebagai penjaga surge (Q.S. Ar-Ra’d:23-24).
Di
bawah ini di antara malaikat yang tidak di ketahui nama-namanya namun diketahui
tugas-tugasnya sebagai berikut:
1.
Malaikat lain ada yang menurunkan wahyu kepada abdi-abdi Allah yang
dikehendaki-Nya.
2.
Malaikat ada yang bertugas meneguhkan hati mukminin atau Rasul.
3.
Malaikat ada yang mendoakan kaum muslimin.
4.
Malaikat ada yang menjadi kawan atau penjaga orang-orang mukmin.
5.
Malaikat ada yang bertugas melaksanakan hukuman Allah bagi manusia.
6.
Ada malaikat yang memohonkan ampunan bagi manusia.
7.
Ada malaikat yang membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw.
8.
Malaikat ada yang bertugas member salam dan keselmatan kepada ahli surga.
·
Tugas Malaikat bagi Manusia pada Umumnya
Malaikat
mengawasi dan memberikan perhatian pada manusia ketika diciptakan, memelihara
manusia ketika dilahirkan, serta mengambil ruh manusia ketika ajal datang.
Malaikat pun bbertugas membawa wahyu dari Allah bagi manusia.
Tugas lain
yang diemban malaikat adalah menjadi pendaming manusia. Hadits yang terdapat
pada shahih muslum telah mempertegas hal itu. Dapat dikatakan bahwa malaikat
yang menjadi pendamping manusia itu adalah malikat yang ditugaskan untuk
memelhara amal manusia. Sementara itu dua pendamping manusia yang terdiri atas
jin dan malikat senantiasa berada dalam kondisi bertentangan. Jin mengajak
manusia untuk berbuat jahat, sedangkat malaikat mengajak manusia untuk berbuat
kebaikan. Siapapun yang mmemperoleh bisikan malaikat harus bersyukur dan memuji
Allah. Jika yang diperolehnya adalah bisikan syetan, secepatnya dia harus
berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.
Lain
halnya dengan malaikat Jibril, setiap malam bulan Ramadhan, biasa mendatangi
Rasulullah saw, untuk bertadarus Al-qur’an. Tugas lain yang diemban oleh
malaikat adalah mengawasi amal perbuatan manusia.
·
Tugas Malaikat Bagi Orang Beriman
Salah satu
syarat seseorang diktkn beriman adalah keimanan kepada malikat yang mulia.
Tugas yang dibebankan Allah kepada malikat untuk kepentingan manusia, adalah
meniupkan ruh kepada janin, baik itu manusia beriman maaupun kafir, memelihara
seluruh manusia, menyampaikan wahyu, mengawasi dan mencatat amal perbuatan
manusia serta mencabut ruh manusia atas perintaah llah. Malaikat pun memiliki
tugas khusus terhadap orang-oraang beriman, yaitu:
a.
Memberikan kecintaan kepada orang-orang beriman
b.
Meluruskan jalan kehidupan orang-orang yang beriman
c.
Membacakan shalawat bagi orang-orang yang melakukaan hal-hal berikut ini:
1.
Mengajarkan kebaikan kepada orang lain;
2.
Mengimami shalat di masjid;
3.
Shalat pada shaf pertama;
4.
Tidak lansung beranjak dari tempat shalat;
5.
Merapatkan (mengisi) shaf yang kosong ketika shalat;
6.
Makan saur untuk shaum;
7.
Membaca shalwat untuk Rasululah saw; serta
8.
Menjenguk orang yang sakit.
d.
Mengamini doa-doa orang yang beriman
e.
Membacakan isighfar atau permohonan ampunan Allah bagi orang-orang yang beriman
f.
Menghadiri majelis ilmu dan dzikir, serta enaungi orang-orang beriman yang
berad di mjelis tersebut dengan sayap-sayapnya
g.
Mencatat pahala bagi orang yang melaksanakan shalat jum’at
h.
Melakukan pergiliran dalam tugas
i.
Turun di tempat yang di dalamnya
terdapat pembacaan Al-Qur’an
j.
Menyampaikan salam dari Rasul dari umatnya
k.
Memasuki barisan orang-orang beriman ketika berperang dalam meneguhkan jiwa mereka
l.
Memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman
m.
Memelihara atau melindungi Rasulullah saw
n.
Memelihara orang beriman yang shaleh dan senantiasa meneguhkan pendirian mereka
o.
Melayat jenazah orang shaleh
p.
Menaungi orang yang mati syahid dengan sayapnya
q.
Melindungi Mekkah dan Madinah dari dajjal
r.
Mengucapkan amin ketika orang muslim mengucapkan amin dan itu menambah pahala
bagi seseorang yang mengucapkan amin
s.
Menghibur orang beriman ketika mereka berada dalam ketakutan.
·
Penerapan Iman Kepada Malaikat Allah
1.
Gemar shalat berjamah, karena ada keyakina bahwa malaikat selalu menghadiri
shalat berjamaah (H.R. Ahmad, Abu Dawud dan Nasai).
2.
Gemar beramal seperti mnyantuni anak yatim, terlantar dan mmberi bantuan harta
kepada para fakir miskin. Hal ini disebabkan antara lain adanya keyakinan bahwa
malaikat selalu mendoakan orang yang berperilaku dermawan, agar harta yang
dibelanjakan di jalan Allah itu menjadi berkah (H.R. Muslim).
3.
Gemar menuntut ilmu, lalu mengajarkannya kepada orang lain (H.R. Abu Daud dan
Turmuzi).
4.
Gemar membaca Al-Qur’an. Karena ketika Al Qur’an dibacakan, malaikat akan hadir
dan mendengarkan.
·
Kita telah mengetahui tugas, pekerjaan, dan keutamaan
malikat sehingga sebagai seorang mukminn, kita waib melakukan hal-hal berikut
ini:
a.
Menghindari perbuatan maksiat dan dosa-dosa yang dapat menyakiti dan
mengecewakan hati malaikat
b.
Menjauhi hal-hal yang dibenci oleh ppara mmalaikt dan juga dibenci oleh manusia
Karena malaikat akan merasa terganggu akibat hal—hal yang mengganggu manusia.
c.
Tidak meludah ke sebelah kanan ketika shalat.
d.
Mencintai dan menghormati mereka dengan tidak membeda-bedakan mereka
seperti yang dilakukan oleh oorang
yahudi.
·
Hikmah Beriman pada Malaikat
1.
Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah yang menciptakan dan menugaskan
para malaikat tersebut.
2.
Lebih bersyukur kepada Allah atas perhatian dan perlindungan Allah terhadap
hamba-Nya dengan menugaskan para mlaikat untuk menjaga, membantu dan mendoakan
hamba-hamba-Nya.
3.
Berusaha berbuat kebaikan dan menjauhi segala kemaksiatan serta senantiasa
ingat kepada Allah sebab para malaikat mencatat dan mengawasi amal perbuatan
manusia (Q.S. Al-Infithar:10-12).
4.
Tidak berperilaku sombong, sebab para malaikat tidak memiliki watak sombong
(Q.S. An-Nahl: 49).
5.
Selalu teringat akan balasan Allah ketika malaikat mencabut nyawa (Q.S. Muhammad:27).
C.SIFAT YANG DIMILIKI MALAIKAT
a) Sayap Para
Malaikat
Allah menciptakan para malaikat dan menjadikan
mereka bersayap. Sayap para Malaikat berbeda-beda dari sisi jumlah dan
besarnya. Allah menjelaskan dalam QS Fathir ayat 1,
“Segala puji
bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.”
Yang dimaksud Allah menambahi dalam penciptaan apa
yang Dia kehendaki sebagaimana dalam ayat di atas adalah menambah jumlah
malaikat dan menambah jumlah sayap malaikat, sebagaimana yang Dia inginkan.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau
mengatakan bahwasanya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat malaikat
Jibril memiliki 600 sayap.” (HR Muslim) Dalam riwayat Ahmad dinyatakan bahwa
satu sayap malaikat Jibril itu sudah bisa menutupi ufuk.
b) Para malaikat tidaklah
makan tidak pula minum. Tidak menikah, dan tidak pula berketurunan.
“Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak
menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada
mereka. Malaikat itu berkata, “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah yang
diutus kepada kaum Luth.”(QS Huud: 70)
Diriwayatkan dari Said bin Musayyib, beliau metakan
bahwa para malaikat itu bukan laki-laki dan bukan perempuan, tidak makan, tidak
minum, tidak menikah dan tidak berketurunan.
c) Malaikat juga
mendengar, melihat, dan berbicara.
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa para
malaikat itu berdialog dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Dalilnya, “Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau
hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.” (QS al-Baqarah: 30).
Ayat ini menunjukkan bahwa para malaikat berbicara
kepada Allah dan Allah pun mengajak bicara dengan mereka. Para malaikat
mendengar firman Allah dan hal tersebut menyebabkan mereka pingsan.
“Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah
melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu, sehingga
apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata “Apakah
yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab, “Yang benar,” dan
Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS Saba’: 23).
Malaikat juga berbicara dengan manusia baik pada
saat dalam rupa aslinya atau pun ketika berwujud manusia. Ketika dalam wujud
manusia, maka orang yang diajak bicara oleh malaikat pun bisa menyaksikan rupa
malaikat tersebut sebagaimana dalam hadits Jibril.
Terkadang pula Nabi bisa melihat malaikat, namun para shahabat yang berada di sekelilingnya tidak bisa melihatnya.
Terkadang pula Nabi bisa melihat malaikat, namun para shahabat yang berada di sekelilingnya tidak bisa melihatnya.
Diantara dalil hal tersebut adalah saat Nabi
berkata kepada isterinya Aisyah, “Ini Malaikat Jibril, dia mengucapkan salam
untukmu. Aisyah pun mengatakan engkau bisa melihat apa yang tidak bisa kami
lihat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Malaikatpun berbicara dengan sesamanya, sebagaimana
firman Allah dalam QS Saba’ ayat 23. Pada saat menjelaskan ayat tersebut Aisyah
mengatakan, “Sesungguhnya para malaikat turun ke awan, lalu menceritakan
ketetapan yang sudah ditetapkan di langit.” Pembicaraan mereka ini kemudian
dicuri oleh jin lalu disampaikan kepada para dukun.
d) Malaikat tidak pernah
merasa capek dan bosan
Pada surat Al- Anbiya: 20, Mereka selalu bertasbih
malam dan siang tiada henti-hentinya”. Dan pada QS. Fushillat : 38, yang
berbunyi sebagai berikut :
“Jika mereka
menyombongkan diri, Maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih
kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.”
(Fushillat:38)
e) Para malaikat juga
merasakan kematian
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa semua
makhluk hidup tak terkecuali malaikat itu akan merasakan kematian. Diantaranya
adalah :
- “Janganlah kamu sembah di samping Allah, tuhan
apapun yang lain. Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti
binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya
kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS al-Qashash: 88).
- “Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” (QS
Ar-Rahman: 26).
- Para ulama’ ahli tafsir menyebutkan bahwa
malaikat yang terakhir mati adalah malaikat kematian. Sedangkan malaikat
yang pertama kali dibangkitkan dari kematian adalah malaikat peniup
sangkakala.
f) Karakter
kejiwaan para malaikat terjaga dari maksiat
Allah menciptakan para malaikat dan memberikan
tugas besar untuk mereka. Oleh karena itu malaikat ma’shum (terjaga) dari
tindak maksiat, sehingga tatanan alam semesta ini tidak mengalami ketimpangan.
Allah berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.” (QS at-Tahrim: 6), “Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan
perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya..” (QS al-Anbiya” : 27).
Ada sebagian orang yang kebingungan mengenai
kemakshuman para malaikat jika dihubungkan dengan surat al-Anbiya: 29, “Dan
barangsiapa di antara mereka, mengatakan: “Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain
daripada Allah”, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian
Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim.
Jawaban tentang hal ini sebagaimana yang
disampaikan Syaikh Syinqiti dalam tafsirnya. Beliau mengatakan, “Meskipun para
malaikat adalah makhluk yang mulia dan memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah,
akan tetapi seandainya ada seorang malaikat yang mengaku sebagai ilah selain
Allah tentu akan Allah siksa dengan api neraka. Kita semua mengetahui
bahwasanya pengandaian itu mungkin terjadi dan adapula pengandaian yang tidak
mungkin terjadi. Ayat yang semisal ini yang berisikan pengandaian yang tidak
mungkin terjadi adalah dalam surat az-Zumar 65 yang artinya, “Dan sesungguhnya
telah diwahyukan kepadamu dan kepada yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan
, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang
merugi.
Kita semua sudah mengetahui bahwasanya para nabi itu
terjaga dari melakukan kemusyrikkan. Ayat-ayat di atas (QS al-Anbiya 29 dan
al-Zumar 65) dan ayat-ayat yang semakna, semuanya menunjukkan bahwa Allah
adalah satu-satunya zat yang berhak untuk disembah dan tidak boleh disekutukan.
Disamping itu satu jenis ibadah pun tidak boleh diberikan kepada selain Allah,
meskipun kepada malaikat yang sangat dekat dengan Allah, tidak pula seorang
nabi sekaligus rasul.
”Ada juga orang yang kebingungan tentang
kemakshuman malaikat jika dikaitkan dengan keengganan iblis untuk bersujud
kepada Adam. Hal ini sebenarnya tidak perlu dibingungkan mengingat iblis
bukanlah malaikat menurut pendapat yang benar. Ada juga yang meneruskan hal ini
dengan Harut dan Marut yang mengajarkan sihir kepada banyak orang. Hal ini
sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan jika kita menyadari bahwasanya apa yang
dilakukan oleh Harut dan Marut itu atas perintah Allah sebagai cobaan dan ujian
bagi manusia.
g) Berilmu
Allah berfirman, “Mereka menjawab: “Maha Suci
Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .
(QS al-Baqarah: 32), Allah juga membebani para malaikat dengan berbagai tugas
di langit dan di bumi. Oleh karena itu tentu mereka memiliki ilmu berkenaan
dengan tugas yang diberikan kepada mereka.
Allah berfirman, “Padahal sesungguhnya bagi kamu
ada yang mengawasi, yang mulia dan mencatat,(QS al-Infithar: 10-11).
h) Berdebat
Allah berfirman yang artinya: “Ini adalah suatu
rombongan yang masuk berdesak-desak bersama kamu. Tiadalah ucapan selamat
datang kepada mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka.”(QS Shaad:
69), Yang dimaksud berdebat dalam hal ini adalah berdialog dan saling membantah
di antara sesama mereka.
i) Bershaf
Di Sisi Allah
“Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf .
Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih .” (QS as-Shaffat: 165-166).
Nabi bersabda, “Tidakkah kalian bershaf sebagaimana
para malaikat membuat barisan di sisi Rabbnya?” Para shahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimanakah shaf yang dibuat oleh para malaikat di sisi Rabbnya?
Nabi bersabda, “Mereka menyempurnakan dan merapatkan shaf” (HR Muslim).
j) Safaroh,
Kirom, dan Baroroh.
Allah berfirman, “Di tangan para penulis, yang mulia
lagi berbakti.” (QS Abasa: 15-16). Yang dimaksud safarah adalah penghubung
antara Allah dan para rasul serta para nabi
Secara bahasa safarah berarti memperbaiki. Sehingga para malaikat dijadikan sebagaimana duta yang memperbaiki keadaan suatu kaum pada saat mereka turun membawa wahyu Allah dan menyampaikannya. Sedangkan yang dimaksud kiram adalah ciri fisik mereka yang bagus mulia dan terpuji. Sedangkan yang dimaksud dengan bararah adalah akhlak dan perbuatan para malaikat itu suci dan sempurna. Dari Aisyah Rasulullah bersabda, “Permisalan orang yang pandai membaca al-Quran adalah bersama para malaikat yang safarah, kiram, dan bararah.” (HR Bukhari dan Muslim).
Secara bahasa safarah berarti memperbaiki. Sehingga para malaikat dijadikan sebagaimana duta yang memperbaiki keadaan suatu kaum pada saat mereka turun membawa wahyu Allah dan menyampaikannya. Sedangkan yang dimaksud kiram adalah ciri fisik mereka yang bagus mulia dan terpuji. Sedangkan yang dimaksud dengan bararah adalah akhlak dan perbuatan para malaikat itu suci dan sempurna. Dari Aisyah Rasulullah bersabda, “Permisalan orang yang pandai membaca al-Quran adalah bersama para malaikat yang safarah, kiram, dan bararah.” (HR Bukhari dan Muslim).
k) Memiliki rasa takut
kepada Allah
“Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, para malaikat
karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya
kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah,
dan Dia-lah Tuhan yang maha keras siksa-Nya.” (QS ar-Ra’du: 13).
Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu’jam Ausath
dengan sanad yang hasan dari Jabir. Rasulullah bersabda, “Pada saat malam Isra’
Mi’raj aku melewati Mala’ A’la (para malaikat) sedangkan Jibril bagaikan tikar
karpet yang usang karena demikian takut kepada Allah.
l) Merasa
Malu
Nabi bersabda mengenai Utsman, “Tidakkah aku merasa
malu terhadap seseorang (Utsman) yang para malaikat merasa malu terhadapnya.
(HR Bukhari).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
• Malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya).
• Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitabNya dan menyampaikan perintah dan larangannya.
• Perilaku beriman kepada malaikat, seperti: berkata jujur, menepati janji dan menjaga amanah.
B.DAFTAR PUSTAKA
Al-Uthaimin, Muhammad Shaleh. Tt. Apakah yang Dimaksud dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah. –
Ghazali, Imam. Tt. Membersihkan Jiwa dari Sifat Tercela untuk Meraih Sifat Terpuji. Surabaya: Bintang Usaha Jaya
Labib. Tt. Penciptaan Nur Muhammad sebelum Kejadian Makhluk. Surabaya: Bintang Usaha Jaya
www.Cempluxsboy@yahoo.com.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
• Malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya).
• Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitabNya dan menyampaikan perintah dan larangannya.
• Perilaku beriman kepada malaikat, seperti: berkata jujur, menepati janji dan menjaga amanah.
B.DAFTAR PUSTAKA
Al-Uthaimin, Muhammad Shaleh. Tt. Apakah yang Dimaksud dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah. –
Ghazali, Imam. Tt. Membersihkan Jiwa dari Sifat Tercela untuk Meraih Sifat Terpuji. Surabaya: Bintang Usaha Jaya
Labib. Tt. Penciptaan Nur Muhammad sebelum Kejadian Makhluk. Surabaya: Bintang Usaha Jaya
www.Cempluxsboy@yahoo.com.
Disusun
oleh Syahrul nur fauzi J
izin copas gan... makasih :)
BalasHapuskurang lebih banyak gan hehehhe
BalasHapusizin copas yah
BalasHapusmakasih buat makalah nya kaka:)
BalasHapusMakasih ,sangat berguna buat referensi tugas
BalasHapusMakasih
BalasHapus